Jakarta - Kahumas Ditjen Imigrasi Maroloan Barimbing meminta masyarakat memahami adanya antrean panjang, utamanya di terminal kedatangan internasional, menyusul penerapan sistem baru keimigrasian di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang.
Antrean itu muncul akibat penerapan border control management (BCM) yang mulai diterapkan hari ini, Rabu (31/3/2010). "Kami meminta publik memahami," ujarnya pada detikcom.
Proses tersebut melahirkan antrean karena petugas masih harus beradaptasi dengan alat canggih BCM.
Barimbing menjelaskan, alat BCM akan mencocokkan data penumpang tersebut dengan database yang tersedia. Karena masih baru, maka database masih kosong. Meski demikian, alat tetap melakukan proses searching untuk pencocokan. Nah, proses inilah cukup makan waktu.
Data penumpang nantinya juga akan terekam di database. Setelah tersimpan, proses searching untuk pencocokan data WNA nantinya akan lebih pendek.
Apakah calon penumpang pesawat harus mengantisipasi dengan berangkat ke bandara lebih awal lagi? Barimbing menyatakan, waktu lebih banyak terjadi di konter Imigrasi terminal kedatangan. Karena prosesnya adalah menggesek paspor dengan alat biometrik, memfoto wajah dan sidik jari. "Di terminal keberangkatan tidak terlalu berpengaruh karena hanya swipe paspor saja," kata Barimbing.
Menanggapi keluhan penumpang bahwa antrean panjang terjadi karena antrean WNI dan WNA digabung, Barimbing akan mengkomunikasikannya pada Imigrasi Bandara.
Sementara itu, pantauan detikcom di Bandara memperlihatkan, ada loket Imigrasi yang terpaksa kembali ke sistem lama karena antrean di loket sistem baru sangat panjang. "Hari ini masih trial, besok baru diluncurkan," kata seorang staf di lapangan.
BCM telah diperkenalkan di Bandara Adisumarmo, Solo. Manajer Operasi Angkasa Pura I Bandara Adisumarmo Djoko Santoso, sistem baru itu telah diberlakukan sepekan lalu. Sistem itu berjalan lancar, tanpa kendala apa pun.
"Pemeriksaan untuk masing-masing WNA yang diperiksa memakan waktu 5-8 menit," kata Djoko.
Antrean itu muncul akibat penerapan border control management (BCM) yang mulai diterapkan hari ini, Rabu (31/3/2010). "Kami meminta publik memahami," ujarnya pada detikcom.
Proses tersebut melahirkan antrean karena petugas masih harus beradaptasi dengan alat canggih BCM.
Barimbing menjelaskan, alat BCM akan mencocokkan data penumpang tersebut dengan database yang tersedia. Karena masih baru, maka database masih kosong. Meski demikian, alat tetap melakukan proses searching untuk pencocokan. Nah, proses inilah cukup makan waktu.
Data penumpang nantinya juga akan terekam di database. Setelah tersimpan, proses searching untuk pencocokan data WNA nantinya akan lebih pendek.
Apakah calon penumpang pesawat harus mengantisipasi dengan berangkat ke bandara lebih awal lagi? Barimbing menyatakan, waktu lebih banyak terjadi di konter Imigrasi terminal kedatangan. Karena prosesnya adalah menggesek paspor dengan alat biometrik, memfoto wajah dan sidik jari. "Di terminal keberangkatan tidak terlalu berpengaruh karena hanya swipe paspor saja," kata Barimbing.
Menanggapi keluhan penumpang bahwa antrean panjang terjadi karena antrean WNI dan WNA digabung, Barimbing akan mengkomunikasikannya pada Imigrasi Bandara.
Sementara itu, pantauan detikcom di Bandara memperlihatkan, ada loket Imigrasi yang terpaksa kembali ke sistem lama karena antrean di loket sistem baru sangat panjang. "Hari ini masih trial, besok baru diluncurkan," kata seorang staf di lapangan.
BCM telah diperkenalkan di Bandara Adisumarmo, Solo. Manajer Operasi Angkasa Pura I Bandara Adisumarmo Djoko Santoso, sistem baru itu telah diberlakukan sepekan lalu. Sistem itu berjalan lancar, tanpa kendala apa pun.
"Pemeriksaan untuk masing-masing WNA yang diperiksa memakan waktu 5-8 menit," kata Djoko.
